Senin, 03 Januari 2011

Strategi Pemasaran Bank

I. Manajemen

Kata Manajemen berasal dari bahasa Prancis kuno ménagement, yang memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur. Manajemen belum memiliki definisi yang mapan dan diterima secara universal. Mary Parker Follet, misalnya, mendefinisikan manajemen sebagai seni menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Definisi ini berarti bahwa seorang manajer bertugas mengatur dan mengarahkan orang lain untuk mencapai tujuan organisasi. Ricky W. Griffin mendefinisikan manajemen sebagai sebuah proses perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran (goals) secara efektif dan efesien. Efektif berarti bahwa tujuan dapat dicapai sesuai dengan perencanaan, sementara efisien berarti bahwa tugas yang ada dilaksanakan secara benar, terorganisir, dan sesuai dengan jadwal.

II. Pemasaran

Kata pemasaran dalam bahasa inggris disebut marketing. Menurut William.J. Stanton Pemasaran adalah suatu sistem keseluruhan dari kegiatan bisnis yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang memuaskan kebutuhan baik kepada nasabah yang ada maupun nasabah potensial. Sementara Konsep Pemasaran yang bersifat kemasyarakatan adalah pemenuhan kebutuhan, keinginan dan minat dari pasar sehingga medorong kesejahteraan konsumen dan masyarakat.

Orientasi perusahaan terhadap kebutuhan pasar dpat dibagi 5 konsep dasar yaitu :

a. konsep produksi

b. konsep produk

c. konsep penjualan

d. konsep pemasaran

e. konsep pemasaran yang bermasyarakat

Berdasarkan pada pandangan bahwa tugas organisasi adalah untuk menentukan kebutuhan konsumen, kekurangan dan minat target pasar maka untuk dapat memenuhi kepuasan /keinginan itu secara efektif dan secara efisien dibanding pesaing dilakukan dengan cara yang memelihara dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Konsep pemasaran ini juga sangat berlaku bagi kalangan perbankan (bidang jasa) agar dapat menarik minat nasabah dengan menawarkan berbagai macam jenis produk. Tetapi hal yang paling penting adalah bagaimana sebuah bank dapat memperlakukan nasabah baik baru maupun lama agar tetap eksis dan loyal terhadap bank tersebut. Maka untuk dapat memperlakukan nasabah tersebut perlu direncanakan suatu pemasaran yang baik, dimulai dari keramatamahan personil front office bank yang bersangkutan. Karena darisinilah loyalitas nasabah terhadap bank dibentuk, apabila nasabah tersebut dilayani sebaik mungkin maka sebaliknya ia akan merasa sangat nyaman karena sangat dihargai oleh bank tersebut.

III. Manajemen Pemasaran Bank

Perkembangan konsep pemasaran bank dimulai dari konsep produk, penjualan dan konsep marketing. Konsep ini bertujuan membangun citra dan reputasi bisnis bank, memahami nasabah bisnis bank sebenarnya, mendekatkan bisnis bank kepada para nasabahnya.

Berdasarkan pembahasan diatas dapat dilihat bahwa Manajemen Pemasaran Bank adalah proses perencanaan dan pelaksanaan konsepsi, penetapan harga, promosi, dan distribusi produk dan jasa serta gagasan bank untuk menciptakan pertukaran dengan pelanggan yang memperoleh kepuasan dan sasaran organisatoris bank itu sendiri. Dengan kata lain bahwa manajemen pemasaran bank bertujuan bagaimana bank tersebut bisa merebut hati masyarakat sehingga peranannya sebagai financial intermediary dapat berjalan dengan baik.

Karena kegiatan manajemen pemasaran bank meliputi perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian terhadap penghimpunan pengalokasian dana dari masyarakat. Proses pengelolaan dan penghimpunan dana-dana masyarakat kedalam bank serta pengalokasian dana-dana tersebut bagi kepentingan bank dan masyarakat pada umumnya, secara optimal melalui penggerakkan semua sumber daya yang tersedia demi mencapai tingkat rentabilitas yang memadai sesuai dengan batas ketentuan peraturan yang berlaku. Pada era perbankan modern saat ini sangat terkait erat dengan manajemen bank dimana manajemen aktiva - pasiva bank merupakan fokus utama dalam manajemen dana bank.

IV. Manajemen Dana Bank

Dalam perekonomian modern, kehidupan masyarakat menjadi tidak asing dengan aktivitas perbankan. Perbankan merupakan bagian dari sistem keuangan yang melayani masyarakat yang surplus dana maupun masyarakat yang defisit dana. Oleh karena itu pengelolaan perbankan harus dilakukan dengan manajemen profesional, karena mengelola bank sangat berbeda dengan mengelola usaha industri.

Untuk mencapai pengelolaan perbankan yang profesional maka manajemen perbankan dituntut untuk melakukan kegiatan diantaranya adalah kegiatan menghimpun dana (funding), menyalurkan dana (lending) dan jasa jasa bank lainnya (service). Ketiga kegiatan tersebut harus dilakukan secara bersamaan, karena masing masing kegiatan satu sama lainnya saling berkaitan, sehingga apabila salah satu kegiatan tersebut tidak dikelola secara profesional akan mengakibatkan kerugian bagi bank itu sendiri.

Kunci dari keberhasilan manajemen dana bank adalah bagaimana bank tersebut bisa merebut hati masyarakat sehingga peranannya sebagai financial intermediary dapat berjalan dengan baik. Karena kegiatan manajemen dana bank meliputi perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian terhadap penghimpunan pengalokasian dana dari masyarakat. Proses pengelolaan dan penghimpunan dana-dana masyarakat kedalam bank serta pengalokasian dana-dana tersebut bagi kepentingan bank dan masyarakat pada umumnya, secara optimal melalui penggerakkan semua sumber daya yang tersedia demi mencapai tingkat rentabilitas yang memadai sesuai dengan batas ketentuan peraturan yang berlaku. Pada era perbankan modern saat ini sangat terkait erat dengan manajemen bank dimana manajemen aktiva -pasiva bank merupakan fokus utama dalam manajemen dana bank.

Meskipun suatu bank tidak dapat menentukan dan atau mengatur secara mutlak jumlah dana yang dapat dihimpun pada suatu tingkat yang dikehendaki, namun bank bagaimanapun dapat mempengaruhi jumlah dana yang dihimpun sampai pada tingkat tertentu. Menurut Dahlan Siamat (1993 : 99), dana bank dilihat dari sumbernya dapat dibedakan antara dana ektern yaitu dana yang dihimpun dari luar bank, dan dana intern yaitu dana yang dihimpun dari dalam bank itu sendiri. Sedangkan menurut Muchdarsyah Sinungan (1993 : 84), dana -dana bank yang digunakan sebagai alat bagi operasional suatu bank bersumber atau berasal dari dana-dana sebagai berikut :

a. Dana piha kesatu
b. Dana pihak kedua
c.Dana pihak ketiga

V. Model Strategi Manajemen Pemasaran Bank (a model for the strategic marketing management process)

Hal yang paling penting dalam manajemen pemasaran bank adalah bagaimana sebuah bank dapat memperlakukan nasabah baik baru maupun lama agar tetap eksis dan loyal terhadap bank tersebut. Maka untuk dapat memperlakukan nasabah tersebut perlu direncanakan suatu pemasaran yang baik, dimulai dari keramatamahan personil front office bank yang bersangkutan. Karena darisinilah loyalitas nasabah terhadap bank dibentuk, apabila nasabah tersebut dilayani sebaik mungkin maka sebaliknya ia akan merasa sangat nyaman karena sangat dihargai oleh bank tersebut.

Salah satu model strategi dalam Manajemen Pemasaran Bank adalah melakukan suatu Rencana Pemasaran (the marketing plan). Berikut beberapa analisa yang digunakan untuk suatu Rencana Pemasaran bagi bank :

A. Self Analysis

Untuk membuat suatu rencana pemasaran yang sukses bagi bank, maka manajemen bank harus terlebih dahulu melihat dan menganalisa kekuatan dan kelemahan dari bank itu sendiri. Manajemen bank dapat menggunakan alat analisis SWOT (strengths, weaknesses, opportunities, threats). Berikut hal-hal yang dapat dianalisis sehubungan dengan Self Analysis :

1. Situasi Keuangan Bank (Financial Situation)

Untuk melakukan segala bentuk kegiatan perbankan, maka sebuah bank dituntut untuk memiliki keuangan yang memadai sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Situasi keuangan bank yang stabil akan dapat membuat bank tersebut melakukan berbagai perencanaan pemasaran produk bank dan sebaliknya apabila suatu bank memiliki situasi keuangan yang kurang baik, maka akan mengakibatkan adanya keterbatasan dalam pemasaran produk bank sehingga tujuan dari bank itu sendiri sulit untuk dicapai. Dengan kondisi keuangan yang memadai dan baik maka bank dapat menentukan sendiri arah dari kebijakan dan sasaran serta tujuan dari bank itu sendiri. Disamping itu bank juga harus mempunyai sumber dana untuk jangka pendek, menengah dan jangka panjang.

Oleh karena itu manajemen bank dituntut untuk dapat mengelola dana perbankan secara profesional dan baik, dimana manajemen dapat menggunakan cara penempatan (alokasi) dana bank dengan mempertimbangkan sumber dana yang diperolehnya terdiri atas 2 (dua) pendekatan, yang mana kedua pendekatan tersebut masih banyak dipergunakan atau dipilih oleh manajemen bank, yaitu :

a. Pool of fund approach

b. Asset allocation approach

2.Segmentasi Pasar, Penguasaan Pasar dan Posisi dipasar (Market share & Position)

Apabila suatu bank mempunyai situasi keuangan yang baik maka bank tersebut akan lebih mudah untuk menentukan segmentasi pasar, penguasaaan pasar dan posisi dipasar yang mana akan dimasuki oleh bank sesuai dengan arah kebijakan manajemen bank itu sendiri. Bank yang memasarkan produk ke pasar konsumen dan pasar bisnis, dapat dilihat bahwa bank tidak dapat menarik semua nasabah di pasar tersebut. Hal ini disebabkan : nasabah terlalu banyak, nasabah tersebar luas, nasabah mempunyai kebutuhan dan kebiasaan yang bervariasi. Oleh karena itu manajemen bank harus mempunyai suatu perencanaan pemasaran yang baik, hal ini dapat dilakukan dengan mengidentifikasi segmen pasar yang paling menarik yang dapat dilayani secara efektif, daripada harus bersaing di semua segmen.

Berikut tahap-tahap pemasaran yang terarah :

1. Segmentasi pasar

Membagi pasar menjadi kelompok nasabah yang terbedakan dengan kebutuhan, karakteristik atau tingkah laku yang berbada yang mungkin membutuhkan produk atau bauran pemasaran yang terpisah. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa segmentasi pasar adalah proses membagi sebuah pasar ke segmen-segmen atau kelompok-kelompok yang bermakna, relatif sama dan dapat diindentifikasikan. Contohnya PT. Bank Ekspor Indonesia mempunyai segmentasi pasar khusus untuk perusahaan (corporate) yang bergerak dibidang ekspor dan impor.

Manfaat dari segmentasi pasar adalah bank berada dalam posisi yang lebih baik untuk memilih kesempatan- kesempatan pemasaran. Bank dapat menggunakan pengetahuannya terhadap respon pemasaran yang berbeda-beda, sehingga dapat mengalokasikan anggarannya secara lebih tepat pada berbagai segmen. Bank dapat mengatur produk lebih baik dan daya tarik pemasarannya.

Dasar-dasar dalam penetapan Segmentasi Pasar yang dilakukan oleh bank harus memperhatikan faktor seperti variabel geografi (wilayah, ukuran daerah, ukuran kota, dan kepadatan iklim), Variabel demografi (umur, keluarga, siklus hidup, pendapatan, pendidikan, dll), Variabel psikologis (kelas sosial, gaya hidup, dan kepribadian) dan Variabel perilaku nasabah (manfaat yang dicari, status pemakai, tingkat pemakaian, status kesetiaan dan sikap pada produk).

2. Penguasaan PaSar (Market Share)

Proses mengevaluasi daya tarik setiap segmen pasar dan memilih satu atau beberapa untuk dimasuki. Dengan kata lain bank dapat memiliki market share yang kuat di pasar yang telah dipilih. Dengan kata lain bahwa market share adalah bagian pasar yang dikuasai oleh bank, yang besarnya ditentukan oleh effort share atau merupakan presentase dari volume penjualan produk kepada nasabah.

3. Memposisikan pasar

Memposisikan produk bank dalam pasar bertujuan untuk mengatur agar suatu produk menduduki tempat yang jelas, berbeda dan dikehendaki relatif terhadap produk pesaing di benak konsumen yang menjadi sasaran. Artinya disini bank telah bisa memposisikan dirinya didalam pasar dari keseluruhan pesaing (competitor), sehingga bank hanya perlu untuk melakukan inovasi terhadap produk yang ditawarkan agar bank mempunyai posisi dipasar yang lebih kuat lagi. Berdasarkan keterangan diatas dapat dibentuk chart seperti dibawah ini :

Oleh karena itu bank dalam memposisikan produknya perlu untuk melakukan pengembangan didalam bauran pemasaran untuk mempengaruhi keseluruhan persepsi nasabah potensial terhadap merek, lini produk, atau bank secara umum.

4. Strategi & Taktik Pemasaran Yang Efesien

Disamping bank telah melakukan analisa situasi keuangan, segmentasi pasar, penguasaaan pasar dan posisi dipasar, bank juga perlu melakukan suatu strategi dan taktik pemasaran yang efisien. Artinya disini manajemen bank dalam menetapkan rencana pemasarannya harus mampu menjalankan kebijakan yang telah ditentukan sebelumnya agar pemasaran bank (penyampaian informasi produk bank kepada nasabah) dapat dilakukan secara efesien tepat pada sasarannya.

Oleh karena sudah menjadi keharusan bagi bank untuk melaksanakan promosi dengan strategi yang tepat agar dapat memenuhi sasaran yang efektif. Dimana promosi menjadi salah satu alat informasi yang tepat bagi bank untuk menyampaikan produknya kepada nasabah. Disamping itu strategi pemasaran efesien yang diterapkan harus ditinjau dan dikembangkan sesuai dengan perkembangan pasar dan lingkungan pasar tersebut. Dengan demikian strategi pemasaran yang efesien tersebut juga harus dapat memberikan gambaran yang jelas dan terarah tentang apa yang dilakukan oleh bank dalam menggunakan setiap kesempatan atau paduan pada beberapa sasaran pasar.

B. ANALISA SWOT (Strenghts, Weaknesses, Opportunities, Threats)

Kekuatan tanpa sebuah kesempatan bagaikan sebuah pesawat terbang tanpa cuaca yang baik. Pesawat itu akan beresiko akan terbang. Dengan demikian, untuk menjamin keberhasilan pemasaran, kemampuan perusahaan harus cocok dengan kesempatan pasar yang ada. Dan disinilah peranan analisis swot.

Analisis SWOT yang efektif harus bertujuan meraih pemasaran strategis yang cocok dengan lingkungan internal dan eksternal. Implementasi strategi pemasaran yang berhasil harus didukung kemampuan internal perusahaan, sumber daya,

struktur organisasi, kebijakan dan prosedur operasional yang cukup baik. Cara melakukan analisis SWOT yang efektif yaitu mulailah dengan mengidentifikasi kesempatan yang di luar sana. Kemudian, lanjutkan dengan mengidentifikasi ancaman. Setelah itu, anda bisa bergerak maju untuk memilih kekuatan dan kelemahan yang benar - benar berarti.

Bank Indonesia

A. PENGERTIAN BANK INDONESIA

Bank Indonesia (BI, dulu disebut De Javasche Bank) adalah bank sentral Republik Indonesia. Sebagai bank sentral, BI mempunyai satu tujuan tunggal, yaitu mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah. Kestabilan nilai rupiah ini mengandung dua aspek, yaitu kestabilan nilai mata uang terhadap barang dan jasa, serta kestabilan terhadap mata uang negara lain.

B. MISI, VISI DAN SASARAN STRATEGIS BANK INDONESIA

1. Misi

Mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah melalui pemeliharaan kestabilan moneter dan pengembangan stabilitas sistem keuangan untuk pembangunan nasional jangka panjang yangberkesinambungan.

2. Visi

Menjadi lembaga bank sentral yang dapat dipercaya (kredibel) secara nasional maupun internasional melalui penguatan nilai-nilai strategis yang dimiliki serta pencapaian inflasi yang rendah dan stabil.

3. Nilai-Nilai Strategis

Kompetensi - Integritas - Transparansi - Akuntabilitas - Kebersamaan (KITA - Kompak)

4. Sasaran Strategis

Untuk mewujudkan Misi, Visi dan Nilai-nilai Strategis tersebut, Bank Indonesia menetapkan sasaran strategis jangka menengah panjang, yaitu :

Terpeliharanya Kestabilan Moneter

1. Terpeliharanya Stabilitas Sistem Keuangan.

2. Terpeliharanya kondisi keuangan Bank Indonesia yang sehat dan akuntabel.

3. Meningkatkan efektifitas dan efisiensi manajemen moneter.

4. Memelihara SSK : (i) melalui efektifitas pengaturan dan pengawasan bank, surveillance sektor keuangan, dan manajemen krisis serta (ii) mendorong fungsi intermediasi.

5. Memelihara keamanan dan efisiensi sistem pembayaran.

6. Meningkatkan kapabilitas organisasi, SDM dan sistem informasi.

7. Memperkuat institusi melalui good governance, efektivitas komunikasi dan kerangka hokum.

8. Mengoptimalkan pencapaian dan manfaat inisiatif Bank Indonesia.

C. TUJUAN DAN TUGAS BANK INDONESIA

1. Tujuan Tunggal

Dalam kapasitasnya sebagai bank sentral, Bank Indonesia mempunyai satu tujuan tunggal, yaitu mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah. Kestabilan nilai rupiah ini mengandung dua aspek, yaitu kestabilan nilai mata uang terhadap barang dan jasa, serta kestabilan terhadap mata uang negara lain. Aspek pertama tercermin pada perkembangan laju inflasi, sementara aspek kedua tercermin pada perkembangan nilai tukar rupiah terhadap mata uang negara lain. Perumusan tujuan tunggal ini dimaksudkan untuk memperjelas sasaran yang harus dicapai Bank Indonesia serta batas-batas tanggung jawabnya. Dengan demikian, tercapai atau tidaknya tujuan Bank Indonesia ini kelak akan dapat diukur dengan mudah.

2. Tiga Pilar Utama

Untuk mencapai tujuan tersebut Bank Indonesia didukung oleh tiga pilar yang merupakan tiga bidang tugasnya. Ketiga bidang tugas ini adalah menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter, mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran, serta mengatur dan mengawasi perbankan di Indonesia. Ketiganya perlu diintegrasi agar tujuan mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah dapat dicapai secara efektif dan efisien.

3. Tugas-tugas

a. Kebijakan Moneter

Sebagai otoritas moneter, Bank Indonesia menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter untuk mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah. Arah kebijakan didasarkan pada sasaran laju inflasi yang ingin dicapai dengan memperhatikan berbagai sasaran ekonomi makro lainnya, baik dalam jangka pendek, menengah, maupun panjang.

Implementasi kebijakan moneter dilakukan dengan menetapkan sasaran operasional, yaitu uang primer (base money), dan selanjutnya mengamati perkembangan indikator-indikator yang memberikan tekanan pada harga dan nilai tukar rupiah.

Perkembangan indikator tersebut dikendalikan melalui piranti moneter tidak langsung, yaitu menggunakan operasi pasar terbuka, penentuan tingkat diskonto, dan penetapan cadangan wajib minimum bagi perbankan.

Pendekatan pegendalian moneter secara tidak langsung ini telah dilakukan sejak 1983 dengan mekanisme operasional yang disesuaikan dengan dinamika perkembangan pasar uang di dalam negeri.

b. Operasi Pasar Terbuka

Operasi Pasar Terbuka (OPT) dilaksanakan untuk mempengaruhi likuiditas rupiah di pasar uang, yang pada gilirannya akan mempengaruhi tingkat suku bunga. OPT dilakukan melalui dua cara, yaitu melalui penjualan Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dan Intervensi Rupiah.

Penjualan SBI dilakukan melalui lelang sehingga tingkat diskonto yang terjadi benar-benar mencerminkan kondisi likuiditas pasar uang. Sedangkan kegiatan intervensi rupiah dilakukan oleh Bank Indonesia untuk menyesuaikan kondisi pasar uang, baik likuiditas maupun tingkat suku bunga.

c. Penetapan Cadangan Wajib Minimum

Kebijakan ini mewajibkan setiap bank mencadangkan sejumlah aktiva lancar yang besarnya adalah persentasi tertentu dari kewajiban segeranya. Saat ini, kebijakan ini tertuang dalam ketentuan Giro Wajib Minimum (GWM) sebesar 5% dari dana pihak ketiga yang diterima bank, yang wajib dipelihara dalam rekening bank yang bersangkutan di Bank Indonesia.

Apabila Bank Indonesia memandang perlu untuk mengetatkan kebijakan moneter maka cadangan wajib tersebut dapat ditingkatkan, dan demikian pula sebaliknya. Peran sebagai Lender of The Last Resort Bank Indonesia juga berfungsi sebagai lender of the last resort.

Dalam melaksanakan fungsi ini, Bank Indonesia dapat memberikan kredit atau pembiayaan berdasarkan prinsip syariah kepada bank yang mengalami kesulitan likuiditas jangka pendek yang disebabkan oleh terjadinya mismatch dalam pengelolaan dana.

Pinjaman tersebut berjangka waktu maksimal 90 hari, dan bank penerima pinjaman wajib menyediakan agunan yang berkualitas tinggi serta mudah dicairkan dengan nilai sekurang-kurangnya sama dengan jumlah pinjaman.

d. Peran sebagai Lender of The Last Resort

Bank Indonesia juga berfungsi sebagai lender of the last resort. Dalam melaksanakan fungsi ini, Bank Indonesia dapat memberikan kredit atau pembiayaan berdasarkan prinsip syariah kepada bank yang mengalami kesulitan likuiditas jangka pendek yang disebabkan oleh terjadinya mismatch dalam pengelolaan dana. Pinjaman tersebut berjangka waktu maksimal 90 hari, dan bank penerima pinjaman wajib menyediakan agunan yang berkualitas tinggi serta mudah dicairkan dengan nilai sekurang-kurangnya sama dengan jumlah pinjaman.

e. Kebijakan Nilai Tukar

Nilai tukar yang lazim disebut kurs, mempunyai peran penting dalam rangka tercapainya stabilitas moneter dan dalam mendukung kegiatan ekonomi. Nilai tukar yang stabil diperlukan untuk terciptanya iklim yang kondusif bagi peningkatan kegiatan dunia usaha.

Secara garis besar, sejak tahun 1970, Indonesia telah menerapkan tiga sistem nilai tukar, yaitu sistem nilai tukar tetap mulai tahun 1970 sampai tahun 1978, sistem nilai tukar mengambang terkendali sejak tahun 1978, dan sistem nilai tukar mengambang bebas (free floating exchange rate system) sejak 14 Agustus 1997.

Dengan diberlakukannya sistem yang terakhir ini, nilai tukar rupiah sepenuhnya ditentukan oleh pasar sehingga kurs yang berlaku adalah benar-benar pencerminan keseimbangan antara kekuatan penawaran dan permintaan.

Untuk menjaga stabilitas nilai tukar, Bank Indonesia pada waktu-waktu tertentu melakukan sterilisasi di pasar valuta asing, khususnya pada saat terjadi gejolak kurs yang berlebihan.

f. Pengelolaan Cadangan Devisa

Cadangan devisa merupakan posisi bersih aktiva luar negeri Pemerintah dan bank-bank devisa, yang harus dipelihara untuk keperluan transaksi internasional.

Dalam mengelola cadangan devisa ini, Bank Indonesia lebih mengutamakan tercapainya tujuan likuiditas dan keamanan daripada keuntungan yang tinggi. Walaupun demikian, Bank Indonesia tetap mempertimbangkan perkembangan yang terjadi di pasar internasional, sehingga tidak tertutup kemungkinan terjadinya pergeseran dalam portfolio komposisi jenis penempatan cadangan devisa.

Dalam mengelola cadangan devisa yang optimal, Bank Indonesia menerapkan sistem diversifikasi, baik berdasarkan jenis valuta asing maupun berdasarkan jenis investasi surat berharga. Dengan cara tersebut diharapkan penurunan nilai dalam salah satu mata uang dapat dikompensasi oleh jenis mata uang lainnya atau penempatan lain yang mempunyai nilai yang lebih baik.

g. Kredit Program

Dengan status Bank Indonesia sebagai otoritas moneter yang independen, pemberian kredit program yang selama ini dilakukan selanjutnya berada di luar lingkup tugas Bank Indonesia.

Tugas pemberian kredit program akan dilakukan oleh Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang ditunjuk Pemerintah. Pengalihan tugas ini dimaksudkan agar Bank Indonesia dapat lebih memfokuskan perhatian pada pencapaian sasaran-sasaran moneter serta agar dapat tercipta pembagian tugas yang baik antara Pemerintah dan Bank Indonesia.

h. Pengaturan dan Pengawasan Bank

Dalam rangka tugas mengatur dan mengawasi perbankan, Bank Indonesia menetapkan peraturan, memberikan dan mencabut izin atas kelembagaan atau kegiatan usaha tertentu dari bank, melaksanakan pengawasan atas bank, dan mengenakan sanksi terhadap bank sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

Dalam pelaksanaan tugas ini, Bank Indonesia berwenang menetapkan ketentuan-ketentuan perbankan dengan menjunjung tinggi prinsip kehati-hatian.

Berkaitan dengan kewenangan di bidang perizinan, selain memberikan dan mencabut izin usaha bank, Bank Indonesia juga dapat memberikan izin pembukaan, penutupan dan pemindahan kantor bank, memberikan persetujuan atas kepemilikan dan kepengurusan bank, serta memberikan izin kepada bank untuk menjalankan kegiatan-kegiatan usaha tertentu.

Di bidang pengawasan, Bank Indonesia melakukan pengawasan langsung maupun tidak langsung. Pengawasan langsung dilakukan baik dalam bentuk pemeriksaan secara berkala maupun sewaktu-waktu bila diperlukan. Pengawasan tidak langsung dilakukan melalui penelitian, analisis dan evaluasi terhadap laporan yang disampaikan oleh bank.

i. Upaya Restrukturisasi Perbankan

Sebagai upaya membangun kembali kepercayaan masyarakat terhadap sistem keuangan dan perekonomian Indonesia, Bank Indonesia telah menempuh langkah restrukturisasi perbankan yang komprehensif. Langkah ini mutlak diperlukan guna memfungsikan kembali perbankan sebagai lembaga perantara yang akan mendorong pertumbuhan ekonomi, disamping sekaligus meningkatkan efektivitas pelaksanaan kebijakan moneter.

Restrukturisasi perbankan tersebut dilakukan melalui upaya memulihkan kepercayaan masyarakat, program rekapitalisasi, program restrukturisasi kredit, penyempurnaan ketentuan perbankan, dan peningkatan fungsi pengawasan bank.

j. Sistem Pembayaran

Menjaga stabilitas nilai tukar rupiah adalah tujuan Bank Indonesia sebagaimana diamanatkan Undang-Undang No. 23 tahun 1999 tentang Bank Indonesia. Untuk menjaga stabilitas rupiah itu perlu disokong pengaturan dan pengelolaan akan kelancaran Sistem Pembayaran Nasional (SPN). Kelancaran SPN ini juga perlu didukung oleh infrastruktur yang handal (robust). Jadi, semakin lancar dan hadal SPN, maka akan semakin lancar pula transmisi kebijakan moneter yang bersifat time critical. Bila kebijakan moneter berjalan lancar maka muaranya adalah stabilitas nilai tukar.

BI adalah lembaga yang mengatur dan menjaga kelancaran SPN. Sebagai otoritas moneter, bank sentral berhak menetapkan dan memberlakukan kebijakan SPN. Selain itu, BI juga memiliki kewenangan memeberikan persetujuan dan perizinan serta melakukan pengawasan (oversight) atas SPN. Menyadari kelancaran SPN yang bersifat penting secara sistem (systemically important), bank sentral memandang perlu menyelenggarakan sistem settlement antar bank melalui infrastruktur BI-Real Time Gross Settlement (BI-RTGS).

Selain itu masih ada tugas BI dalam SPN, misalnya, peran sebagai penyelenggara sistem kliring antarbank untuk jenis alat-alat pembayaran tertentu. Bank sentral juga adalah satu-satunya lembaga yang berhak mengeluarkan dan mengedarkan alat pembayaran tunai seperti uang rupiah. BI juga berhak mencabut, menarik hingga memusnahkan uang rupiah yang sudah tak berlaku dari peredaran.

Berbekal kewenangan itu, BI pun menetapkan sejumlah kebijakan dari komponen SPN ini. Misalnya, alat pembayaran apa yang boleh dipergunakan di Indonesia. BI juga menentukan standar alat-alat pembayaran tadi serta pihak-pihak yang dapat menerbitkan dan/atau memproses alat-alat pembayaran tersebut. BI juga berhak menetapkan lembaga-lembaga yang dapat menyelenggarakan sistem pembayaran. Ambil contoh, sistem kliring atau transfer dana, baik suatu sistem utuh atau hanya bagian dari sistem saja. Bank sentral juga memiliki kewenangan menunjuk lembaga yang bisa menyelenggarakan sistem settlement. Pada akhirnya BI juga mesti menetapkan kebijakan terkait pengendalian resiko, efisiensi serta tata kelola (governance) SPN.

Di sisi alat pembayaran tunai, Bank Indonesia merupakan satu-satunya lembaga yang berwenang untuk mengeluarkan dan mengedarkan uang Rupiah serta mencabut, menarik dan memusnahkan uang dari peredaran. Terkait dengan peran BI dalam mengeluarkan dan mengedarkan uang, Bank Indonesia senantiasa berupaya untuk dapat memenuhi kebutuhan uang kartal di masyarakat baik dalam nominal yang cukup, jenis pecahan yang sesuai, tepat waktu, dan dalam kondisi yang layak edar (clean money policy). Untuk mewujudkan clean money policy tersebut, pengelolaan pengedaran uang yang dilakukan oleh Bank Indonesia dilakukan mulai dari pengeluaran uang, pengedaran uang, pencabutan dan penarikan uang sampai dengan pemusnahan uang.

Sebelum melakukan pengeluaran uang Rupiah, terlebih dahulu dilakukan perencanaan agar uang yang dikeluarkan memiliki kualitas yang baik sehingga kepercayaan masyarakat tetap terjaga. Perencanaan yang dilakukan Bank Indonesia meliputi perencanaan pengeluaran emisi baru dengan mempertimbangkan tingkat pemalsuan, nilai intrinsik serta masa edar uang. Selain itu dilakukan pula perencanaan terhadap jumlah serta komposisi pecahan uang yang akan dicetak selama satu tahun kedepan. Berdasarkan perencanaan tersebut kemudian dilakukan pengadaan uang baik untuk pengeluaran uang emisi baru maupun pencetakan rutin terhadap uang emisi lama yang telah dikeluarkan.

Uang Rupiah yang telah dikeluarkan tadi kemudian didistribusikan atau diedarkan di seluruh wilayah melalui Kantor Bank Indonesia. Kebutuhan uang Rupiah di setiap kantor Bank Indonesia didasarkan pada jumlah persediaan, keperluan pembayaran, penukaran dan penggantian uang selama jangka waktu tertentu. Kegitan distribusi dilakukan melalui sarana angkutan darat, laut dan udara. Untuk menjamin keamanan jalur distribusi senantiasa dilakukan baik melalui pengawalan yang memadai maupun dengan peningkatan sarana sistem monitoring.

Kegiatan pengedaran uang juga dilakukan melalui pelayanan kas kepada bank umum maupun masyarakat umum. Layanan kas kepada bank umum dilakukan melalui penerimaan setoran dan pembayaran uang Rupiah. Sedangkan kepada masyarakat dilakukan melalui penukaran secara langsung melalui loket-loket penukaran di seluruh kantor Bank Indonesia atau melalui kerjasama dengan perusahaan yang menyediakan jasa penukaran uang kecil.

Lebih lanjut, kegiatan pengelolaan uang Rupiah yang dilakukan Bank Indonesia adalah pencabutan uang terhadap suatu pecahan dengan tahun emisi tertentu yang tidak lagi berlaku sebagai alat pembayaran yang sah. Pencabutan uang dari peredaran dimaksudkan untuk mencegah dan meminimalisasi peredaran uang palsu serta menyederhanakan komposisi dan emisi pecahan. Uang Rupiah yang dicabut tersebut dapat ditarik dengan cara menukarkan ke Bank Indonesia atau pihak lain yang telah ditunjuk oleh Bank Indonesia.

Sementara itu untuk menjaga menjaga kualitas uang Rupiah dalam kondisi yang layak edar di masyarakat, Bank Indonesia melakukan kegiatan pemusnahan uang. Uang yang dimusnahkan tersebut adalah uang yang sudah dicabut dan ditarik dari peredaran, uang hasil cetak kurang sempurna dan uang yang sudah tidak layak edar. Kegiatan pemusnahan uang diatur melalui prosedur dan dilaksanakan oleh jasa pihak ketiga yang dengan pengawasan oleh tim Bank Indonesia (BI).

Perancangan Kuesioner dan Pengujian Awal

Perancangan Kuesioner dan Pengujian Awal

I. Perancangan Kuesioner

Kuesioner adalah cara murah untuk mengumpulkan data dari sejumlah berpotensi besar responden. Seringkali mereka adalah satu-satunya cara layak untuk mencapai sejumlah pemeriksa yang cukup besar untuk memungkinkan analisa statistik hasil. Sebuah kuesioner yang dirancang dengan baik yang digunakan secara efektif dapat mengumpulkan informasi pada kinerja keseluruhan sistem uji serta informasi mengenai komponen spesifik sistem. Jika kuesioner mencakup pertanyaan demografis pada para peserta, mereka dapat digunakan untuk mengkorelasikan kinerja dan kepuasan dengan sistem uji di antara berbagai kelompok pengguna.

Penting untuk diingat bahwa kuesioner harus dipandang sebagai proses multi-tahap awal dengan definisi aspek untuk diperiksa dan berakhir dengan interpretasi hasil. Setiap langkah perlu dirancang dengan hati-hati karena hasil akhir hanya sebagai baik sebagai link terlemah dalam proses kuesioner. Meskipun kuesioner mungkin murah untuk mengelola dibandingkan dengan metode pengumpulan data lain, mereka setiap bit mahal dalam hal waktu desain dan interpretasi.

Langkah-langkah yang diperlukan untuk merancang dan mengelola kuesioner meliputi:

  1. Mendefinisikan Tujuan survei
  2. Menentukan Grup Sampling
  3. Menulis Kuesioner
  4. Penyelenggara Kuesioner
  5. Interpretasi Hasil

Dokumen ini akan berkonsentrasi pada bagaimana merumuskan tujuan dan menulis kuesioner. Sebelum langkah-langkah ini diperiksa secara detail, itu baik untuk mempertimbangkan apa kuesioner yang baik untuk mengukur dan kapan saat yang tepat untuk menggunakan kuesioner.

Apa yang bisa kuesioner mengukur?

Kuesioner cukup fleksibel dalam apa yang mereka dapat mengukur, namun mereka tidak sama cocok untuk mengukur semua jenis data. Kita dapat mengklasifikasikan data dalam dua cara, Subyektif vs Tujuan dan Kuantitatif vs Kualitatif.

Ketika kuesioner diberikan, kontrol peneliti terhadap lingkungan akan agak terbatas. Inilah sebabnya mengapa kuesioner yang murah untuk mengelola. Ini kehilangan kendali berarti keabsahan hasil lebih bergantung pada kejujuran responden. Karena itu, lebih sulit untuk mengklaim objektivitas lengkap dengan data kuesioner kemudian dengan hasil tes laboratorium dikontrol ketat. Sebagai contoh, jika sekelompok peserta diminta pada kuesioner berapa lama waktu mereka untuk mempelajari fungsi tertentu pada sebuah perangkat lunak, ada kemungkinan bahwa mereka akan menjadi bias terhadap diri mereka sendiri dan menjawab, rata-rata, dengan lebih rendah dari yang sebenarnya waktu. Sebuah tes kegunaan lebih objektif dari fungsi yang sama dengan kelompok serupa peserta dapat kembali waktu belajar yang lebih tinggi. Lebih rumit perancangan kuesioner atau administrasi dapat memberikan data objektif sedikit lebih baik, tetapi biaya seperti kuesioner bisa jauh lebih tinggi dan offset keuntungan ekonomi merekaSecara umum, kuesioner lebih sesuai untuk mengumpulkan tindakan subyektif dapat diandalkan, seperti kepuasan pengguna, dari sistem atau antarmuka yang bersangkutan.

Pertanyaan mungkin dirancang untuk mengumpulkan baik data kualitatif atau kuantitatif. Sesuai dengan sifatnya, pertanyaan kuantitatif yang lebih tepat kemudian kualitatif. Misalnya, kata "mudah" dan "sulit" dapat berarti hal-hal yang sangat berbeda bagi orang yang berbeda. Setiap pertanyaan harus dibuat dengan hati-hati, tetapi pada pertanyaan-pertanyaan tertentu yang menilai ukuran kualitatif harus diungkapkan untuk menghindari ambiguitas pertanyaan kualitatif juga mungkin memerlukan pemikiran lebih lanjut tentang bagian dari peserta dan dapat menyebabkan mereka untuk menjadi bosan dengan cepat kuesioner Secara umum, kita dapat mengatakan bahwa kuesioner dapat mengukur data kualitatif dan kuantitatif dengan baik, tapi itu pertanyaan kualitatif memerlukan lebih peduli dalam desain, administrasi, dan interpretasi.

Kapan menggunakan kuesioner?

Tidak ada semua aturan yang mencakup ketika menggunakan kuesioner. Pilihan akan dilakukan berdasarkan berbagai faktor termasuk jenis informasi yang akan dikumpulkan dan sumber daya yang tersedia untuk percobaan Kuesioner harus dipertimbangkan dalam keadaan-keadaan berikut.

  1. Ketika sumber daya dan uang yang terbatas. Kuesioner bisa menjadi cukup murah untuk mengelola Meskipun persiapan mungkin mahal, skema pengumpulan data akan memiliki biaya persiapan serupa. Biaya administrasi per orang dari kuesioner dapat serendah ongkos kirim dan fotokopi beberapa Waktu juga merupakan sumber daya penting yang dapat memaksimalkan kuesioner. Jika kuesioner adalah mengelola diri, seperti kuesioner e-mail, beberapa ribu orang berpotensi bisa merespons dalam beberapa hari. Ini tidak mungkin untuk mendapatkan nomor yang sama tes kegunaan selesai dalam waktu singkat yang sama.
  2. Bila diperlukan untuk melindungi privasi para peserta. Kuesioner mudah dijalankan secara rahasia. Seringkali kerahasiaan adalah penting untuk memastikan para peserta akan menanggapi jujur jika sama sekali. Contoh kasus tersebut akan mencakup studi yang perlu mengajukan pertanyaan yang memalukan tentang perilaku pribadi atau pribadi.
  3. Ketika menguatkan temuan lainnya strategi. Dalam studi yang memiliki sumber daya untuk mengejar pengumpulan data lainnya, kuesioner dapat menjadi alat yang berguna konfirmasi. skema Lebih mahal mungkin muncul tren menarik, tapi kadang-kadang tidak akan ada sumber daya untuk menjalankan tes lain pada kelompok besar peserta cukup untuk membuat hasil secara statistik signifikan. Sebuah kuesioner skala besar tindak lanjut mungkin diperlukan untuk menguatkan hasil sebelumnya.

Mendefinisikan Tujuan Survey

Pentingnya tujuan baik pasti tidak bisa lebih ditekankan. Sebuah kuesioner yang ditulis tanpa tujuan yang jelas dan bertujuan pasti akan mengabaikan isu-isu penting dan waktu limbah peserta dengan mengajukan pertanyaan tidak berguna.. Kuesioner tidak mungkin alur logis dan dengan demikian menyebabkan peserta kehilangan minat. Konsekuensial, apa yang berguna data yang Anda mungkin telah dikumpulkan bisa lebih jauh dikompromikan Masalah kuesioner buruk pasti tidak berakhir di sini, tapi melanjutkan ke tahap analisis. Sulit membayangkan mengidentifikasi masalah dan penyebabnya, apalagi solusinya, dari pertanyaan-pertanyaan yang luas dan generalisasi. Dengan kata lain, bagaimana mungkin untuk mencapai kesimpulan berwawasan jika tidak benar-benar tahu apa yang telah mereka mencari atau berencana untuk mengamati.

Tujuan seperti "untuk mengidentifikasi titik-titik ketidakpuasan pengguna dengan interface dan bagaimana negatif mempengaruhi kinerja perangkat lunak" mungkin terdengar jelas dan to the point, tapi tidak. Perancang kuesioner harus menjelaskan apa yang dimaksud dengan ketidakpuasan pengguna. Apakah ini ketidakpuasan dengan belajar perangkat lunak, kekuatan perangkat lunak, kemudahan belajar software? Apakah penting bagi pengguna untuk belajar software dengan cepat jika mereka belajar dengan baik? Yang dimaksud dengan kinerja perangkat lunak Seberapa akurat pengukuran harus dilakukan? Semua masalah ini harus dipersempit dan difokuskan sebelum satu pertanyaan dirumuskan. Aturan praktis yang baik adalah bahwa jika Anda menemukan kesulitan untuk menulis pertanyaan-pertanyaan, maka Anda tidak menghabiskan cukup waktu menentukan tujuan dari kuesioner. Kembali dan melakukan langkah ini lagi. Pertanyaan harus mengikuti secara alamiah dari tujuan.

Menulis Kuesioner

Pada titik ini, kami menganggap bahwa kita telah memutuskan apa jenis data kita untuk mengukur, dirumuskan tujuan penyelidikan, dan memutuskan kelompok peserta. Sekarang kita harus menyusun pertanyaan-pertanyaan kami.

Jika langkah-langkah sebelumnya telah setia dilaksanakan, sebagian besar pertanyaan akan berada di topik jelas. kuesioner Paling, bagaimanapun, juga mengumpulkan data demografis pada peserta. Ini digunakan untuk mengkorelasikan set respon antara kelompok-kelompok orang yang berbeda. Hal ini penting untuk melihat apakah tanggapan yang konsisten di seluruh kelompok Sebagai contoh, jika satu kelompok peserta terasa kurang puas dengan antarmuka pengujian, kemungkinan bahwa antarmuka dirancang tanpa pertimbangan wajar dari kebutuhan spesifik kelompok ini. Ini mungkin menandakan kebutuhan untuk mendesain ulang fundamental antarmuka. Selain itu, pertanyaan-pertanyaan tertentu hanya hanya dapat berlaku untuk beberapa jenis pengguna. Sebagai contoh, jika seseorang meminta para peserta apakah mereka menemukan tutorial baru membantu, kita tidak akan disertakan dalam penghitungan akhir kami respon pengguna berpengalaman yang belajar sistem dengan yang lebih tua tutorial. Tidak ada cara yang akurat untuk menyaring tanggapan ini tanpa hanya meminta pengguna ketika mereka mengetahui antarmuka.

Biasanya, data demografi dikumpulkan pada awal kuesioner, tetapi pertanyaan seperti itu bisa ditemukan di mana saja atau bahkan tersebar di seluruh kuesioner. Salah satu argumen yang jelas berpihak pada awal kuesioner ini adalah bahwa biasanya pertanyaan latar belakang lebih mudah untuk menjawab dan dapat memudahkan responden dalam kuesioner. Orang tidak mau menunda peserta dengan melompat ke dalam pertanyaan yang paling sulit. Kita semua akrab dengan jenis seperti pertanyaan.

Hal ini penting untuk bertanya hanya pertanyaan latar belakang yang diperlukan. Jangan tanya penghasilan responden kecuali ada setidaknya beberapa rasional untuk mencurigai varians di tingkat pendapatan. Sering hanya ada garis halus antara latar belakang dan informasi pribadi. Anda tidak ingin menyeberang ke ranah pribadi kecuali benar-benar diperlukan. Jika Anda perlu untuk meminta informasi pribadi, frase pertanyaan Anda diam-diam mungkin untuk menghindari mengacak peserta Anda dan menyebabkan mereka untuk menjawab kurang dari sebenarnya.

Apa jenis pertanyaan yang kita ajukan?

Secara umum, ada dua jenis pertanyaan satu akan bertanya, format terbuka atau format tertutup. format pertanyaan terbuka adalah mereka yang meminta pendapat unprompted. Dengan kata lain, tidak ada ditentukan sebelumnya ditetapkan tanggapan, dan peserta bebas untuk menjawab namun ia memilih. Format pertanyaan terbuka yang baik untuk meminta data subjektif atau ketika jangkauan respon yang tidak ketat didefinisikan. Keuntungan yang jelas adalah bahwa berbagai tanggapan harus lebih luas dan lebih benar-benar mencerminkan pendapat responden. Hal ini meningkatkan kemungkinan Anda menerima saran yang tak terduga dan wawasan, karena tidak mungkin untuk memprediksi berbagai pendapat. Hal ini umum bagi kuesioner untuk mengakhiri dengan dan format pertanyaan terbuka meminta responden untuk ide-ide tak tahu malu nya untuk perubahan atau perbaikan.

Format pertanyaan terbuka memiliki beberapa kelemahan. Pertama, sifat mereka mengharuskan mereka untuk dibaca secara individual. Tidak ada cara untuk secara otomatis tabulasi atau melakukan analisis statistik pada mereka. Ini jelas lebih mahal di kedua waktu dan uang, dan mungkin tidak praktis untuk anggaran yang lebih rendah atau evaluasi sensitif waktu. Mereka juga terbuka untuk pengaruh pembaca, karena tidak ada dua orang akan menafsirkan suatu jawaban tepat dengan cara yang sama. Konflik ini bisa dihilangkan dengan menggunakan pembaca tunggal, tetapi sejumlah besar tanggapan dapat membuat hal ini mustahil. Akhirnya, format pertanyaan terbuka memerlukan lebih pikiran dan waktu pada bagian responden. Setiap kali lebih banyak diminta dari responden, kemungkinan melelahkan atau membosankan meningkat responden.

Format pertanyaan tertutup biasanya mengambil bentuk pertanyaan pilihan berganda. Mereka mudah untuk responden, memberikan

Tidak ada konsensus yang jelas mengenai jumlah opsi yang harus diberikan dalam format pertanyaan tertutup. Jelas, perlu ada pilihan cukup untuk mencakup rentang jawaban tetapi tidak begitu banyak bahwa perbedaan antara mereka menjadi kabur. Biasanya ini diterjemahkan ke dalam 5-10 kemungkinan jawaban per pertanyaan. Untuk pertanyaan yang mengukur variabel tunggal atau pendapat, seperti kemudahan penggunaan atau kewajiban, lebih lengkap (mudah sulit, suka tidak suka), kebijaksanaan konvensional mengatakan bahwa harus ada ganjil alternatif. Sekolah lain pemikiran berpendapat bahwa bahkan jumlah pilihan yang terbaik karena memaksa responden untuk turun pagar. Hal ini dapat menyebabkan beberapa ketidakakuratan untuk sering responden mungkin sebenarnya tidak punya pendapat. Namun, juga diperdebatkan bahwa jawaban netral selesai digunakan, terutama oleh pengambil kuesioner bosan. Untuk kuesioner yang lebih besar yang menguji pendapat tentang jumlah yang sangat besar item, seperti tes musik, mungkin lebih baik untuk menggunakan bahkan jumlah pilihan untuk mencegah sejumlah besar tanpa berpikir jawaban netral.

Format pertanyaan tertutup menawarkan banyak keuntungan dalam waktu dan uang. Dengan membatasi set jawabannya, mudah untuk menghitung persentase dan lainnya data statistik keras selama seluruh kelompok atau di subkelompok peserta. scanner modern dan komputer memungkinkan untuk mengelola, tabulasi, dan melakukan analisis awal dalam hitungan hari. Format pertanyaan tertutup juga membuat lebih mudah untuk melacak opini dari waktu ke waktu dengan pemberian kuesioner yang sama untuk kelompok peserta yang berbeda tetapi serupa secara berkala. Akhirnya pertanyaan tertutup format memungkinkan peneliti untuk menyaring jawaban berguna atau ekstrim yang mungkin terjadi dalam format pertanyaan terbuka.

Apakah pertanyaan Anda format terbuka atau tertutup, ada beberapa poin yang harus dengan memperhatikan saat menulis dan menginterpretasikan kuesioner:

  1. Kejelasan: Ini mungkin adalah kawasan yang menyebabkan sumber terbesar dari kesalahan dalam kuesioner. Pertanyaan harus jelas, ringkas, dan jelas. Tujuannya adalah untuk menghilangkan kesempatan pertanyaan seperti itu akan berarti hal yang berbeda bagi orang yang berbeda. Jika desainer gagal melakukan hal ini, maka pada dasarnya peserta akan menjawab pertanyaan yang berbeda.

Untuk tujuan ini, yang terbaik adalah frase pertanyaan Anda secara empiris jika mungkin dan untuk menghindari penggunaan kata sifat yang diperlukan. Misalnya, mengajukan pertanyaan tentang frekuensi, daripada menyediakan pilihan yang terbuka untuk interpretasi seperti:

    1. Sangat Sering
    2. Sering
    3. Kadang-kadang
    4. Jarang
    5. Tidak pernah


Lebih baik untuk mengukur pilihan, seperti:

    1. Setiap Hari atau lebih
    2. Seminggu
    3. Tentang Sekali Seminggu
    4. Tentang Sekali Sebulan
    5. Tidak pernah


Ada aspek lain yang lebih halus untuk mempertimbangkan seperti bahasa dan budaya. Hindari penggunaan ungkapan sehari-hari atau etnis yang mungkin tidak sama digunakan oleh semua peserta. istilah teknis yang menganggap latar belakang tertentu juga harus dihindari.

  1. Memimpin Pertanyaan: Sebuah pertanyaan yang terkemuka adalah salah satu yang menyiratkan kekuatan atau jenis tertentu jawaban, Sangat mudah untuk membuat kesalahan ini tidak dalam pertanyaan, tetapi dalam pilihan jawaban. Pertanyaan format tertutup harus menyediakan jawaban yang tidak hanya mencakup berbagai macam tanggapan, tetapi yang juga sama-sama di seluruh jangkauan. Semua jawaban harus memiliki kemungkinan yang sama. Sebuah, jelas hampir lucu, misalnya akan menjadi pertanyaan yang disediakan ini pilihan jawaban:
    1. Hebat
    2. Unggul
    3. Besar
    4. Baik
    5. Wajar
    6. Tidak begitu Besar

Sebuah contoh yang kurang terang-terangan akan menjadi Ya / Tidak pertanyaan yang ditanyakan:

1. Apakah ini antarmuka CAD terbaik yang Anda miliki setiap digunakan?
Dalam hal ini, bahkan jika peserta mencintai antarmuka, tetapi memiliki favorit yang disukai, ia akan dipaksa untuk menjawab Tidak Jelas, respon negatif terlalu luas meliputi berbagai pendapat. Cara yang lebih baik adalah dengan menanyakan pertanyaan yang sama tetapi menyediakan pilihan berikut:

Totally Setuju

Sebagian Setuju

Setuju

Baik Setuju atau Tidak Setuju

Sebagian Tidak Setuju


Contoh ini juga miskin dalam cara mengajukan pertanyaan. Ini pilihan kata-kata membuat pertanyaan terkemuka dan contoh yang baik untuk bagian selanjutnya tentang kalimat.

  1. Kalimat: kata sifat Paling, verba, dan nomina dalam bahasa Inggris memiliki sebuah atau negatif konotasi positif. Dua kata mungkin memiliki arti setara, namun seseorang bisa menjadi pujian dan yang lain penghinaan. Pertimbangkan dua kata "anak seperti" dan "kekanak-kanakan", yang memiliki makna hampir identik. Anak-suka adalah istilah kasih sayang yang dapat diterapkan bagi laki-laki dan perempuan, dan muda dan tua, namun tidak ada yang ingin dianggap sebagai kekanak-kanakan.

Pada contoh di atas "Apakah ini antarmuka CAD terbaik yang Anda miliki setiap digunakan?" jelas "terbaik" memiliki nada yang kuat yang menyangkal peserta lingkungan bertujuan untuk mempertimbangkan antarmuka. Sinyal yang dikirim pembaca adalah bahwa desainer pasti pikir itu adalah antarmuka terbaik, dan begitu juga orang lain. Meskipun ini mungkin tampak seperti contoh yang ekstrim, jenis pertanyaan superlatif adalah praktek yang umum.

Yang lebih halus, tapi tidak ada contoh, kurang bermasalah dapat dibuat dengan kata kerja yang tidak memiliki nada negatif atau positif yang kuat. Pertimbangkan dua pertanyaan berikut:

    1. Apakah Anda setuju dengan rencana Gubernur untuk menentang peningkatan pembangunan lahan basah?
    2. Apakah Anda setuju dengan rencana Gubernur untuk mendukung pengembangan lahan basah dibatasi?

berdua menanyakan hal yang sama, tapi kemungkinan akan menghasilkan data yang berbeda. Satu bertanya dengan cara yang positif, dan yang lainnya di negatif. Tidak mungkin untuk memprediksi bagaimana hasil akan bervariasi, jadi salah satu metode untuk melawan ini untuk menyadari cara yang berbeda untuk pertanyaan kata dan menyediakan campuran dalam kuesioner Anda. Jika kolam peserta sangat besar, beberapa versi dapat disiapkan dan didistribusikan untuk membatalkan efek ini.

  1. Pertanyaan memalukan: Memalukan pertanyaan berkaitan dengan hal-hal pribadi atau swasta harus dihindari. Data Anda hanya sebagai baik sebagai kepercayaan dan perawatan yang responden Anda memberi Anda. Jika Anda membuat mereka merasa tidak nyaman, Anda akan kehilangan kepercayaan mereka. Jangan bertanya memalukan.
  2. Pertanyaan Hipotesis Hipotesis didasarkan, di terbaik, pada dugaan dan, paling buruk, pada fantasi. sederhana pertanyaan seperti:
    1. Jika Anda gubernur, apa yang akan Anda lakukan untuk menghentikan kejahatan?

Hal ini akan memaksa responden untuk memberikan pemikiran untuk sesuatu yang mungkin tidak pernah dipertimbangkan. Ini tidak menghasilkan data yang jelas dan konsisten mewakili pendapat nyata. Jangan mengajukan pertanyaan hipotetis.

  1. Prestige Bias: Prestige bias adalah kecenderungan untuk responden untuk menjawab dengan cara yang membuat mereka merasa lebih baik. Orang mungkin tidak berbohong secara langsung, tetapi mungkin mencoba untuk meletakkan lampu yang lebih baik pada diri mereka sendiri. Sebagai contoh, tidak biasa bagi orang untuk menanggapi jajak pendapat politik dengan mengatakan mereka mendukung program-program sosial Samaria, seperti kupon makanan, tetapi kemudian pergi untuk memilih kandidat yang menentang program-program yang sangat. Data dari pertanyaan lain, seperti yang menanyakan berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mempelajari sebuah interface, harus dilihat dengan sedikit skeptis. Orang-orang cenderung mengatakan bahwa mereka adalah pembelajar lebih cepat daripada mereka. Ada sedikit yang bisa dilakukan untuk mencegah bias gengsi. Kadang-kadang ada saja ada cara untuk kalimat pertanyaan sehingga semua jawaban yang mulia. Cara terbaik untuk mengatasi bias gengsi adalah untuk membuat kuesioner sebagai pribadi mungkin. wawancara telepon adalah lebih baik dari orang-ke-orang wawancara, dan kuesioner ditulis dikirim ke peserta bahkan lebih baik lagi. Semakin jauh jauh mata kritis peneliti, semakin jujur jawaban.

II. DESIAN PERTANYAAN DALAM KUESIONER

Desain pertanyaan, penentuan jenis skala dan alat analisis merupakan tahap yang saling mempengaruhi atau berkaitan erat satu sama lain. Artinya, perancangan pertanyaan-pertanyaan yang akan digunakan dalam riset akan berpengaruh pada jenis skala yang akan diaplikasikan. Bila jenis skala sudah ditentukan maka periset perlu memilih alat atau metode yang paling cocok dengan skala tersebut.

Desain Pertanyaan atau Kuesioner

Kuesioner merupakan daftar pertanyaan yang akan digunakan sevara langsung melalui proses komunikasi atau dengan mengajukan pertanyaan.

Untuk riset eksploratori seperti wawancara atau diskusi grup terdokus, daftar pertanyaan yang akan diajukan oleh periset berfungsi sebagai pedoman untuk mengarahkan jalannya pembicaraan atau diskusi atas masalah riset yang sedang diteliti. Sedangkan untuk riset deskriptif seperti survei, peran kuesioner sangat besar karena semua pertanyaan yang diajukan periset termuat dalam kuesioner sacara eksplisit. Dalam survei, responden hanya perlu menjawab pertanyaan yang diajukan tanpa [erlu memberi penjelasan lebih dalam kalau tidak diminta (bedakan hal ini dengan riset eksploratori). Untuk observasi karena perist melakukan pengamatan terhadap perilaku orang atau objek, tidak dibutuhkan kuesioner secara khusus.

Pertanyaan Terbuka dan Tertutup

Pertanyaan-pertanyaan yang akan dirancang oleh periset harus disesuaikan dengan jenis dan tujuan riset sehingga pertanyaan yang disusun harus bermuara pada masalah riset. Untuk riset eksploratori yang cenderung mengumpulkan data kualitatif, pertanyaan-pertanyaannya bersifat tidak terstruktur dalam arti pertanyaan-pertanyaan yang diajukan ke responden lebih berbentuk topik dan bersifat longgar sehingga responden dapat mejawab sesuai kata-katanya sendiri. Cara ini akan memungkinkan periset memperoleh banyak informasi. Sebagai contoh, dalam diskusi grup terfokus atau wawancara, ide atau pandangan para partisipan dapat berkembang secara mendalam dan tiap partisipan bebas mengungkapkan idenya sesuai dengan topik riset yang sedang diteliti.

Dalam riset eksploratori, penggunaan pertanyaan terbuka lebih umum dilakukan. Dalam pertanyaan terbuka tidak memberikan pilihan jawaban atas pertanyaan yang diajukan sehingga responden memiliki kebebasab dalam mengungkapkan pendapat atau pandangannya.

Beberapa contoh pertanyaan terbuka:

  • Apa yang Anda pikirkan ketika Anda sedang antre di depan loket bank?
  • Apa yang Anda sukai ketika Anda berkalan-jalan di pusat perbelanjaan Mangga Dua?
  • Menurut Anda, apa yang perlu dilakukan supermarket Mentari aga dapat melayani kebutuhan Anda dengan lebih baik?
  • Coba Anda ceritakan apa saja yang Anda ingat tentang iklan minuman Kola-kola yang disiarkan di televisi baru-baru ini?
  • Mana yang lebih Anda sukai membeli sayuran di supermarket atau di pasar tradisional? Mengapa?
  • Bagaimana pengalaman Anda pada saat membeli produk memalui internet?

Sebaliknya, untuk riset deskriftif cenderung digunakan daftar pertanyaan yag terstruktur. Ini berarti bahwa semua pertanyaan yang akan diajukan kepada responden tertulis secara rinci di dalam kuesioner, ditanyakan secara langsungkepada responden, dan setiap responden diberi kuesioner yang standar. Sebagai contoh, dalam metode survei, semua responden akan diberikan kuesioner yang sama dan tiap responden cukup menjawab semua pertanyaan yang termuat dalam kuesioner. Oleh karena itu, dalam pengumpulan data kuantitatif, pengguna pertanyaan tertutup lebih banyak digunakan. Dalam pertanyaan tertutup, responden diberi alternatif jawaban yang dianggap paling cocok dengan pendapatnya. Dalam pertanyaan tertutup, jawaban responden cukup singkat sebab responden cukup memilih alternatif yang tersedia.

Beberapa contoh pertanyaan tertutup:

§ Bagaimanakah tigkat kepuasan Anda terhadap pelayanan yang diberikan Bank Kredibel terhadap anda selama ini?

Sangat Puas

Puas

Biasa Saja

Tidak Puas

Sangat Tidak Puas

§ Apakah Anda merasa nyaman dengan sistem antrean nasabah pada Bank Kredibel ini?

Ya

Tidak

§ Apakah Anda pernah mendengar merek sabun cuci dengan nama Bilas?

Ya

Tidak

§ Menyusun pertanyaan dengan urutan logis.

Alur antara pertanyaan yang satu dan ertanyaan berikutnya dalam kuesioner harus mengalir secara logis, tidak berputar-putar diantara beberapa topik yang tercampur aduk.

§ Mempertimbangkan jenis pertanyaan yang akan digunakan berupa pertanyaan tebuka atau pertanyaan tertutup.

§ Memenuhi persyaratan validitas dan reabilitas.

Kuesioner yang digunakan dalam penelitian hendaknya memenuhi syarat validitas dan reabilitas. Suatu kuesioner dinyatakan valid jika butiran-butiran pertanyaan dalam kuesioner mampu mengungkapkan suatu yang benar-benar alak diukur oleh kuesioner tersebut. Dengan kata lain, kuesioner itu mampu mengungkapkan perbedaan objek atas dasar karakteristik yang diukur (Malhotra, 2004). Ini identik dengan sebuah termometer yang dikatakan valid jika termometer bisa digunakan untuk mengukur suhu tubuh manusia. Sedangkan suatu kuesioner dikatakan reliabel jika kuesioner itu menghasilkan ukuran yang konsisten agar pengukuran dilakukan berulang kali. Jika diidentikan dengan termometer, bila termometer itu menunjukan suhu 42 derajat celcius pada orang yang menderita demam berdaran, dan 10 menit lagi pada kondisi yang sama suhunya, hasilnya akan tetap 42 derajat celcius. Pengujian validitasn dan reabilitas merupakan proses meguji butur-butir pertanyaan yang ada dalam sebuah kuesioner. Jika butir-butir pertanyaan sudah valid dan reliabel, berarti butir-butir terseut sudah bisa digunakan untuk mengukur sehingga kuesioner bisa dipakai untuk penelitian.

Pertanyaan Klasifikasi Responden

Sebuah kuesioner biasanya memuat bagian yang bertujuan untuk mengetahui karakteristik responden. Pembagian karakteristik yang akan digunakan dalam suatu kuesioner tidak bersifat standar namun tergantung pada populasi yang digunakan dalam riset dan tujuan riset. Perbedaan populasi akan menyebabkan perbedaan pertanyaan dalam klasifikasi responden. Sebagai contoh, jika populasinya mahasiswa, maka bisa digunakan klasifikasi yang berhubungan dengan asal fakultas, lama belajar, status mahasiswa, dan sebagainya. Tentu saja, klasifikasi ini tidak bisa digunakan untuk populasi yang lain seperti populasi ibu rumah tangga yang memiliki karakteristik berbeda.

Perlu juga dipahami bahwa klasifikasi responden dalam kuesioner tidak mensyaratkan keharusan untuk menganalisis lebih lanjut tiap-tiap kelompok. Analisis perbedaan perlu dilakukan sejauh hai ini sesuai dengan tujuan riset dan mengandung makna yang berarti bagi pengambilan keputusan. Demikian juga, pengklasifikasian banyaknya kelompok atau strata responden harus dilakukan dengan cermat.

Berikut ini diberikan beberapa karakteristik yang bisa digunakan untuk mengklasifikasika responden.

· Usia

Pertanyaan yang berkaitan dengan usia responden bila dinyatakan dalam berbagai bentuk pertanyaa.

Dengan pertanyaan terbuka: ”Usia Anda saat ini: .... tahun”

Dengan pertanyaan tertutup: Usia Anda saat ini adalah:

<18>

18-25 tahun

26-35 tahun

36-45 tahun

46-55 tahun

>55 tahun

Pembagian rentan usia di sini hanya sekedar contoh, pembagian sesungguhnya bisa disesuaikan dengan populasi yang diteliti. Cara lain untuk mengetahui usia responden adalah dengan menanyakan tahun kelahiran responden bila cara ini dipadang lebih sopan.

· Jenis kelamin

Pertanyaan yang berkaitan dengan jenis kelamin responden bisa diajukan sebagai berikut: Jenis kelamin Anda:

Pria

Wanita

Status pernikahan Anda adalah

Lajang

Menikah

Cerai (duda/janda)

· Pekerjaan

Jenis pekerjaan sangat bervariasi tergantung pada karakteristik populasi yang diteliti. Contoh:

Jenis pekerjaan utama Anda adalah

Pelajar/mahasiswa

Petani/peternak

Pegawai negri

Pegawai swasta

Wiraswasta

Ibu rumah tangga

Lainnya, sebutkan........

· Jarak atau radius tempat tinggal responden

Pertanyaan ini sering diajukan oleh perusahaan ritel untuk mengetahui jarak tempat tinggal pelanggan dengan lokasi ritelnya.Pertanyaan yang disampaikan bisa berupa:

Jarak rumah Anda dengan lokasi toko ..... adalah

<>

1 - 2,0 km

2,1 – 3,0 km

> 3 km

· Jumlah anggota keluarga yang tinggal serumah

Pertanyaan ini harus jelas maksudnya sehingga responden dihitung sebagai anggota keluarga. Pertanyaan bisa dalam bentuk:

Jumlah anggota keluarga yang tinggal di rumah Anda (termasuk Anda sendiri) adalah

1 orang

2 orang

3 – 4 orang

> 4orang

· Jumlah anak yang dimiliki

Pertanyaan bisa dalam bentuk:

Jumlah anak yang Anda miliki adalah

belum memiliki anak

1 orang

2 orang

> 2 orang

· Suku, agama, dan asal daerah

Ketiga kategori ini sangat sensitif sehingga harus berhati-hati dalam menanyakannya kepada responden sehingga responden tidak menafsirkan hal yang lain. Bila riset berkepentingan untuk mengetahui karakteristik ini maka pertanyaan harus disusun sesuai dengan kategori populasi yang diteliti

· Karakteristik lain yang secara spesifik dimiliki suatu populasi

Karakteristik ini melekat pada populasi tertentu saja. Sebagai contoh bila respondennya mahasiswa, maka bisa dibagi berdasarkan fakultas, besarnya indeks prestasi, atau lama belajar.

Untuk menentukan kategori masing-masing karakteristik, periset dapat mengacu pada data kependudukan seperti yang disediakan BPS atau pada data sekunder yang lain.

Pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan karakteristik responden ini sebaiknya ditempatkan di bagian akhir kuesioner daripada di awal kuesioner (Sudman dan Blair, 1997). Hal ini dimaksudkan supaya responden tidak terkuras energi atau konsentrasinya di awal pengisian kuesioner. Karena itu periset mengharapkan konsentrasi.

Format Kuesioner

Dalam perancangan kuesioner, periset perlu memperlihatkan layout atau format kuesioner yang baik supaya memotivasi responden untuk menjawab. Pada dasarnya, kuesioner memuat empat bagian, yaitu:

1. Pengantar yang menjelaskan tujuan riset, identitas periset, cara menjawab, dan permohonan kepada responden untuk berpartisipasi dalam riset.

2. Pertanyaan-pertanyaan utama yang berisi daftar pertanyaan yang berhubungan dengan masalah riset.

3. Pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan karakteristik atau identitas responden.

4. Penutup yang berisi ucapan terima kasih dan/atau cara mengembalikan kuesioner.

Langkah-langkah untuk Mengembangkan suatu Kuesioner

Berikut ini adalah langkah-langkah untuk mengembangkan kuesioner - urutan yang tepat dapat bervariasi sedikit.

  • Menentukan informasi yang sedang dicari.
  • Pilih jenis pertanyaan (struktur dan jumlah menyamarkan) dan metode administrasi (misalnya, bentuk tertulis, email atau formulir web, wawancara telepon, wawancara lisan).
  • Tentukan isi pertanyaan umum yang diperlukan untuk memperoleh informasi yang diinginkan.
  • Menentukan bentuk respon.
  • Pilih kata-kata pertanyaan yang tepat.
  • Menyusun pertanyaan menjadi sebuah urutan yang efektif.
  • Tentukan karakteristik fisik kuesioner (jenis kertas, jumlah pertanyaan per halaman, dll)
  • Uji kuesioner dan merevisi seperlunya.


Informasi Diperlukan

Untuk menentukan mana yang informasi yang diperlukan, hal ini berguna untuk membangun tabel ke dalam mana data akan ditempatkan setelah dikumpulkan. Tabel akan membantu untuk menentukan data apa yang dibutuhkan dan apa yang tidak diperlukan.

Pertanyaan Jenis dan Metode Administrasi

Beberapa jenis pertanyaan termasuk tetap alternatif, terbuka berakhir, dan proyektif:

  • Alternatif-pertanyaan Fixed menyediakan pilihan jawaban berganda. Ini jenis pertanyaan yang baik ketika balasan mungkin sedikit dan jelas, seperti usia, kepemilikan kendaraan, dll
  • Pertanyaan terbuka memungkinkan responden untuk lebih mengekspresikan / nya jawabannya, tetapi lebih sulit untuk mengelola dan menganalisis.. Sering kali terbuka, pertanyaan-pertanyaan yang diberikan dalam sebuah wawancara mendalam Teknik ini paling tepat untuk penelitian eksplorasi.
  • metode proyektif menggunakan pertanyaan samar-samar atau stimulus dan berusaha untuk proyek seseorang sikap dari tanggapannya.. kuesioner dapat menggunakan teknik seperti kata sebagai asosiasi mengisi-in-the-kosong dan kalimat metode proyektif sulit untuk menganalisis dan lebih cocok untuk eksplorasi penelitian selain untuk penelitian deskriptif atau kausal.


Ada tiga biasanya digunakan skala rating: grafis, diperinci, dan komparatif.

  • Grafis - hanya garis yang satu menandai sebuah X di mana saja antara ekstrim dengan jumlah tak terbatas tempat dimana X dapat ditempatkan.
  • Perincian - mirip dengan grafis kecuali ada sejumlah kategori yang bisa ditandai.
  • Perbandingan - responden membandingkan satu atribut kepada orang lain alternatif. Contohnya termasuk Q-semacam teknik dan jumlah konstan metode, yang mengharuskan seseorang untuk membagi tetap sejumlah titik antara.


Kuesioner biasanya dikelola melalui telepon atau wawancara pribadi atau melalui kuesioner mail. Lebih baru metode termasuk e-mail dan Web.

Pertanyaan Konten

Setiap pertanyaan harus memiliki tujuan tertentu atau tidak harus disertakan dalam kuesioner.. Tujuan dari pertanyaan ini adalah untuk memperoleh diperlukan informasi ini tidak berarti bahwa semua pertanyaan harus secara langsung meminta data yang diinginkan. Dalam beberapa kasus dapat pertanyaan digunakan untuk menjalin hubungan dengan responden, terutama ketika informasi sensitif sedang dicari.

pertanyaan sensitif dapat diajukan dalam cara-cara untuk meningkatkan kemungkinan respon dan untuk memfasilitasi tanggapan lebih jujur. Beberapa teknik:

  • Tempatkan pertanyaan dalam serangkaian pertanyaan pribadi kurang.
  • Menyatakan bahwa perilaku atau sikap tidak begitu biasa.
  • Frasa pertanyaan dalam hal orang lain, bukan responden.
  • Menyediakan pilihan respon yang menentukan rentang, bukan angka pastinya.
  • Gunakan model respon acak pasang responden memberikan pertanyaan dengan ditugaskan satu secara acak untuk menjawab. Pewawancara tidak tahu mana pertanyaan orang itu menjawab, tetapi persentase secara keseluruhan orang ditugaskan untuk pertanyaan sensitif diketahui dan statistik dapat dihitung.


Respon Pertanyaan

Pertanyaan dapat dirancang untuk terbuka, dikotomis, atau multichotomous tanggapan.

  • Tanggapan terbuka sulit untuk mengevaluasi, tetapi sangat berguna pada awal proses penelitian untuk menentukan berbagai kemungkinan tanggapan.
  • pertanyaan Dikotomi memiliki dua tanggapan yang berlawanan mungkin, misalnya, "Ya" dan "Tidak".
  • pertanyaan Multichotomous memiliki berbagai tanggapan seperti dalam tes pilihan ganda.


Perancang kuesioner harus mempertimbangkan bahwa responden mungkin tidak bisa menjawab beberapa pertanyaan yang akurat. Dua jenis kesalahan telescoping kesalahan dan kerugian ingat.

  • Telescoping kesalahan adalah kesalahan yang dihasilkan dari kecenderungan orang untuk mengingat kejadian-kejadian yang terjadi lebih baru daripada yang mereka lakukan.
  • Ingat kehilangan terjadi ketika orang lupa bahwa suatu peristiwa bahkan terjadi;. terakhir Untuk acara, telescoping kesalahan mendominasi untuk peristiwa yang terjadi di masa lalu, kehilangan ingat mendominasi.


Pertanyaan Teks

Pertanyaan harus worded sehingga mereka jelas dan mudah dipahami. Yang. Kata-kata harus mempertimbangkan penuh konteks responden situasi Secara khusus, mempertimbangkan siapa, apa, kapan, di mana, mengapa, dan bagaimana dimensi dari pertanyaan.

Sebagai contoh, pertanyaan,

"Yang merek pasta gigi yang Anda gunakan?"

mungkin tampak jelas pada awalnya,. Namun responden dapat mempertimbangkan "Anda" menjadi keluarga secara keseluruhan daripada dia pribadi. Jika responden baru saja mengubah merek, "ketika" dimensi pertanyaan mungkin relevan. Jika responden menggunakan tabung yang berbeda dan lebih kompak pasta gigi saat bepergian, "dari mana" aspek pertanyaan akan materi.

Sebuah kata-kata yang lebih baik dari pertanyaan tersebut mungkin,

"Yang merek pasta gigi yang telah Anda gunakan secara pribadi di rumah selama 6 bulan terakhir,? Jika Anda telah menggunakan lebih dari satu merek silahkan daftar masing-masing."

Ketika bertanya tentang frekuensi penggunaan, pertanyaan-pertanyaan harus menghindari kata-kata yang ambigu seperti "kadang-kadang", "kadang-kadang", atau "teratur",. Melainkan hal yang lebih spesifik seperti "satu kali per hari" dan "2-3 kali per minggu" harus digunakan.

Urutan Pertanyaan

Beberapa pertanyaan netral harus ditempatkan pada awal kuesioner dalam rangka untuk menjalin hubungan dan menempatkan responden pada kemudahan membuka pertanyaan Efektif. Yang sederhana dan tidak mengancam.

Ketika urutan pertanyaan, perlu diingat bahwa urutan mereka dapat mempengaruhi respon efek. Salah satu cara untuk memperbaiki hal ini untuk adalah untuk mendistribusikan setengah dari kuesioner dengan satu urutan, dan setengah lainnya dengan pesanan lain.

Karakteristik Fisik Kuesioner

Aspek fisik seperti tata letak halaman, jenis font dan ukuran, spasi pertanyaan, dan jenis kertas yang harus dipertimbangkan. Dalam rangka untuk menghilangkan kebutuhan untuk flip bolak-balik antar halaman, tata letak harus dirancang sedemikian rupa sehingga pertanyaan di bagian bawah halaman tidak perlu dilanjutkan ke halaman berikutnya. huruf harus dapat dibaca oleh responden yang sempurna-dari-visual kurang memiliki ketajaman Saham kertas harus berkualitas baik untuk memproyeksikan gambar bahwa kuesioner yang cukup penting untuk menjamin responden waktu. Setiap kuesioner harus memiliki nomor unik untuk account yang lebih baik untuk itu dan untuk mengetahui jika ada telah hilang.

Test dan Revisi Kuesioner

Kuesioner harus pra-diuji dalam dua tahap sebelum membagikan. Pada tahap pertama, itu harus dikelola dengan menggunakan wawancara pribadi untuk mendapatkan umpan balik yang lebih baik pada masalah seperti pertanyaan ambigu. Kemudian harus diuji dengan cara yang sama akan diberikan. Data dari uji harus dianalisis dengan cara yang sama data yang diberikan harus dianalisa untuk menemukan adanya kekurangan yang tidak diantisipasi.

responden yang berbeda akan menjawab kuesioner yang sama berbeda responden. Salah satu harapan bahwa perbedaan adalah karena perbedaan nyata untuk mengukur karakteristik, tetapi yang sering adalah tidak bersifat case. Beberapa sumber dari perbedaan antara skor yang berbeda:

  • Benar perbedaan dalam karakteristik yang sedang diukur.
  • Perbedaan karakteristik lain seperti gaya respon.
  • Perbedaan dalam faktor-faktor pribadi transien seperti kelelahan, dll
  • Perbedaan dalam situasi, seperti apakah pasangan hadir.
  • Perbedaan dalam administrasi, seperti nada suara pewawancara.
  • Selisih sampling dari item yang relevan terhadap karakteristik yang sedang diukur.
  • Selisih kurang jelasnya pertanyaan - mungkin berarti hal yang berbeda bagi orang yang berbeda.
  • Perbedaan disebabkan oleh faktor mekanis seperti ruang untuk menjawab, tanda cek sengaja, dll

UJI VALIDITAS

Uji validitas menunjukan sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi pengukurannya. Untuk mencari validitas instrument, peneliti melakukan uji product moment dari pearson. Bila korelasi antar skor item pertanyaan dengan skor total ini signifikan menurut statistic, maka dapat dikatakan alat ukur tersebut mempunyai validitas konstrak.

UJI RELIABILITAS

Untuk mengukur reliabilitas, peneliti menggunakan formula reliabilitas alpha dengan tehnik belah dua. Tehnik ini membelah pertanyaan yang valid menjadi 2 yaitu belahan pertanyaan bernomor ganjil dan bernomor genap. Pertanyaan-pertanyaan pada masing-masing belahan menjadi skor total y.