Senin, 12 April 2010

Tugas 1 Bahasa Indonesia

Di atas adalah gambaran tentang teriakan suara para masyarakat yang merasakan ke tidak adilan. Mereka meletakkan suara mereka dalam sebuah pesan botol. Mereka bersuara bahwa kemiskinan, pengangguran, dan kesusahan hidup mereka.

Bisa dilihat seorang bapak yang tidak mempunyai pekerjaan lain selain bertani, anak-anak yang menangis meminta makan, dan orang-orang yang berkerja sangat berat. Inilah ketidak adilan hidup yang mereka rasakan.

Pesan di dalam gambar ini adalah meminta para petinggi negara dan para pejabat agar memperhatikan rakyat-rakyat kecil yang telah memberikan teriakan dan suara-suara hati mereka. Karena di negara ini masih banyak sekali tingkat pengangguran, kemiskinan, dan kelaparan. Dan rubahlah hidup-hidup rakyat kecil menjadi lebih baik lagi.

tulisan 1

SI PINTAR TAPI PEMALAS


Anissa, kerap kali anak manis dan ceria ini disapa. Senyumnya yang manis dan tutur katanya membuatnya disukai oleh temen-teman sekolahnya. Anissa adalah salah satu murid di Sekolah Menengah Kejuruan yang cukup terkenal di Jakarta. Dia dikenal karena prestasinya, kedisiplinanya, dan keteladannya.
Pada suatu hari di sekolah saat pelajaran dimulai. “anak-anak, tugas kalian dirumah adalah mengeringkan simplisia, masing-masing dari kalian harus mengumpulkan satu macam simplisia daun.” Perintah guru farmakognosi. “baik bu!” serempak murid-murid menjawab perintah gurunya. Anissa pun langsung mempunyai satu pemikiran bahwa ia akan membawa simplisia daun saga. Dan sepulang sekolah ia bergegas mencari daun saga dan langsung mengeringkan daun saga tersebut.
Disekolahnya anissa dikenal juga sebagai anak yang rajin meskipun ia tidak terlalu pandai seperti deman dekatnya Prisilia. Prisilia adalah salah satu seorang anak pengusaha yang terkenal di Jakarta. Dan dalam tugasnya prisilia berfikir untuk mengumpulkan simplisia daun kumis kucing.
“Prisilia apakah kamu sudah mengeringkan simplisia daun kumis kucingmu?” Tanya anissa. “Belum” jawab prisilia dengan santai. Prisilia memang seorang murid yang sangat pandai di sekolah, tetapi ia memiliki sifat yang sangay buruk yaitu malas dan terkadang meremehkan tugas yang diberikan oleh guru-gurunya di sekolah. “ Apakah mau aku bantu untuk mengeringkan daun kumis kucingmu prisilia?” anissa seraya menawarkan bantuan. “Tidak perlu, biar nanti pembantuku saja yang mengeringkan” jawab prisilia sambil merangkul pundak anissa. Dan mereka pun pergi menuju kantin sekolah untuk makan siang.
Keesokan harinya tiba saatnya untuk ulangan pelajaran anorganik. Tempat duduk sudah diatur oleh guru dengan acak. Dan anissa dan prisilia pun mendapatkan bangku yang bersebelahan dan duduk di deretan bangku paling depan. Anissa terlihat sangat santai dan tenang, karena ia telah mempersiapkan dirinya untuk ulangan hari ini. Lain halnya dengan prisilia yang terlihat bingung dan panik akan ulangan anorganik hari ini. Ulangan pun dimulai dengan ketetapan menjawab 30 soal pilihan berganda dan 5 soal essay dalam waktu 90 menit.
Setelah 90 menit berjalan ulangan berakhir dan soal-soal pun mulai dikumpulkan oleh ketua kelas. Dan setelah kelas anorganik berakhir murid-murid pun mulai merundingkan hasil jawaban mereka. “ Prisilia, bagaimana dengan soal ulangannya?” Tanya anissa. “Aku tidak menjawab semua soal dengan baik nissa, aku hanya menjawab 20 soal pilihan ganda dan 1 soal essay.” Jawab prisilia dengan deangan raut muka kecewa. “ loh, mengapa bisa begitu silia?” Tanya anissa dengan heran. “Semalam aku tidak sempat belajar, semalam aku terlalu asik chattingan dengan kawan-kawan lamaku.” Jawab prisilia dengan muka murung. “ Ya sudah, lain kali jika ada ulangan sebaiknya kamu belajar dahulu dengan baik dan jangan terlalu banyak bermain.” Tegur anissa pada teman baiknya itu.
Semenjak prisilia dibelikan laptop baru oleh orang tuannya ia mulai terlalu cuek terhadap kegiatan dan tugas-tugas disekolah. Sampai-sampai ia lupa menyiapkan tugas mengumpulkan simplisia daun kumis kucingnya. Dan pada saat pengumpulan tugas farmakognosi ia adalah satu-satunya murid dikelasnya yang tidak membawa simplisia daun, dan akhirnya ia pun mendapatkan teguran keras dari gurunya. Dan ia berjanji akan mengumpulkan simplisia daun pada pertemuan minggu depan.
“Memang kamu selama seminggu ini kemana saja silia, sampai-sampai kamu lupa untuk mengumpulkan tugasmu?” Tanya anissa yang merasa iba karena sahabatnya diberi teguran oleh guru. “Aku akhir-ankhir ini selalu asyik dengan laptop baruku yang dibelikan orang tuaku.” Jawab prisilia dengan pelan.
Seperti biasannya setiap hari mereka selalu melaksanakan ulangan dan selalu diberi tugas-tugas dari para guru yang mengajar dikelasnya. Anissa selalu rajin dalam mengerjakan tugas-tugasnya dengan baik sampai tuntas. Berbeda sekali dengan prisilia yang selalu meremehkan tugas-tugasnya dan selalu sibuk bermain dengan laptop barunya itu.
Dan suatu hari hasil ulangan kimia anorganik pun dibagikan. Di kelas prisilia dan anissa hanya ada satu orang yang mendapatkan nilai 5, dan orang itu adalah prisilia. Semua kawan-kawan sekelas pun terkejut mengetahui bahwa prisilia mendapatkan nilai 5. dan ini adalah pertama kalinya prisilia mendapatkan nilai 5 di kelasnya, karena biasanya ia selalu mendapatkan nilai ulangan diatas 7. Nilai yang didapat prisilia sangat jauh sekali dibandingkan denga nilai yang didapat oleh anissa yang memperoleh nilai sempurna yaitu 100. dan anissa pun hanya tersunyum dan menyembunyikan nilainya supaya tidak diketahui oleh prisila, karena ia takut prisilia akan menjadi iri dan menyesal.
Di semester ini memang prisilia samngat meremehkan tugas-tugas dari semua guru. Sangat berbanding jauh dengan anissa yang tidak terlalu pintar tetapi ia selalu rajin belajar saat akan ulangan dan selalu mengumpulkan tugas tepat waktu. Nilai rata-rata anissa pun hampir sempurna disemester ini.
Dan akhirnya kenaikan kelas pun tiba. Anissa mendapatkan peringkat pertama dan prisilia tidak mendapatkan peringkat 10 besar, ia hanya berada diperingkat 26 dari 40 siswa dikelas. Prisilia pun diberi teguran yang sangat keras oleh kedua orang tuanya dan ia sangat menyesalinya. Ia pun berjanji pada kedua orang tuanya dan kepada dirinya bahwa ia akan merubah sifat malasnya itu dan mulai membagi waktu antara bermain laptop dengan belajar dan tugas-tugasnya.